Dari Anas r.a. berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.
1. Sesiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya.
2. Sesiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.
3. Sesiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.
4. Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.
TUJUH MACAM PAHALA YANG DAPAT DINIKMATINYA SELEPAS MATINYA
Diposting oleh Al 'Ain Al Ajib on Kamis, 17 September 2009Dari Anas r.a. berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.
1. Sesiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya.
2. Sesiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.
3. Sesiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.
4. Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.
5. Sesiapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung.
6. Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya.
7. Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang mana ianya selalu mendoakan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya
yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur'an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.
Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah S.A.W. telah bersabda : "Apabila telah mati anak Adam itu, maka terhentilah amalnya melainkan tiga macam :
Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)
Ilmu yang berguna dan diamalkan.
Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.
Secara Bahasa adil berasal dari bahasa arab yang berbunyi 'adala ya'dilu 'adlan artinya tengah - tangah sedangkan menurut sitilah adalah sikap atau perilaku yang tidak memihak pada salah satu perkara atau adil adalah menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
secara implisit adil sulit diterapkan kedalam kehidupan karena adil tidak hanya menuntut hubungan dengan Allah SWt tapi juga menuntut hubungan dengan Manusia yang nantinya di pertanggung jawabkan di akhirat di yaumul Hisab
Label: adil, sikap oposisi, tengah